Program Makan Bergizi Gratis: Jalan Tol Pengentasan Kemiskinan

Program Makan Bergizi Gratis: Jalan Tol Pengentasan Kemiskinan

Liga335 — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai bukan sekadar inisiatif pemenuhan gizi, melainkan sebuah strategi multidimensi dalam upaya pengentasan kemiskinan. Menurut Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang, program ini berfungsi layaknya ‘jalan tol’ yang mempercepat penanggulangan kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja yang luas.

Menciptakan Peluang Kerja Langsung di Dapur MBG

Implementasi program MBG secara langsung membuka kesempatan kerja bagi warga sekitar lokasi dapur penyelenggara atau Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG). Setiap unit dapur diwajibkan merekrut setidaknya 47 warga lokal sebagai relawan. Tugas mereka mencakup seluruh rangkaian operasional, mulai dari penerimaan dan pencucian bahan makanan, persiapan serta pemotongan, proses memasak, pemorsian hidangan, hingga pengantaran makanan ke sekolah-sekolah penerima manfaat.

Nanik menegaskan komitmen terhadap keberlanjutan pekerjaan para relawan ini. Bahkan jika terjadi penyesuaian jumlah penerima manfaat, SPPG tidak diperkenankan untuk memberhentikan para relawan dapur yang telah terlibat.

Dampak Berganda: Membangkitkan Rantai Pasok Bahan Baku

Dampak ekonomi program MBG meluas jauh melampaui dapur. Kebutuhan bahan baku dalam skala besar untuk memenuhi menu harian menciptakan lapangan kerja tambahan dan menggerakkan ekonomi lokal. Setiap SPPG memerlukan pasokan rutin dalam volume yang signifikan.

“Kebutuhan buah saja, untuk satu SPPG bisa mencapai 2 hingga 3 kuintal. Begitu pula dengan kebutuhan protein seperti tempe, tahu, dan telur. Peluang usaha yang paling menjanjikan saat ini justru berada pada penyediaan bahan baku ini,” jelas Nanik. Hal ini mendorong terciptanya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) baru di sektor pertanian, peternakan, dan perdagangan bahan pangan.

Skala Nasional dan Target Keberlanjutan

Badan Gizi Nasional (BGN) yang telah beroperasi hampir setahun, sejak Januari 2025, menunjukkan capaian yang luas. Program MBG telah menjangkau sekitar 42 juta penerima manfaat didukung oleh 14.708 SPPG yang tersebar di seluruh Indonesia. Pendekatan ini menunjukkan integrasi antara tujuan kesehatan dan ekonomi, di mana pemenuhan gizi berjalan beriringan dengan pemberdayaan masyarakat dan stimulasi ekonomi kerakyatan.

Dengan demikian, Program Makan Bergizi Gratis tidak hanya dimaknai sebagai bantuan sosial, tetapi sebagai investasi jangka panjang yang membangun ketahanan pangan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan sekaligus menggerakkan roda perekonomian dari tingkat paling dasar.